Medan | 88News.id: Elisabet dan Vutry juru bahasa isyarat di Media Center PON XXI Wilayah Aceh yang tak kenal lelah. Perkenalkan...! Elisabet umur 30 Tahun sebagai ketua Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesi, Ia wanita tangguh, Tak kenal lelah. Tiap hari berdiri di depan kamera. Dari pagi hingga malam hari.
Bukan... bukan untuk 'mejeng' mencari popularitas. Wanita cerdas ini bertugas sebagai penyaji bahasa isyarat. Sebuah pekerjaan mulia. Tak semua orang bisa. Butuh keterampilan dan pendidikan khusus.
Elisabet dan Vutry di kontrak oleh EO Media Center PON , tim juru bahasa isyarat di Media Center PON XXI Wilayah Aceh. Wanita ini terbilang paling sibuk.
Ia harus tampil sebagai juru bahasa isyarat setiap acara di Media Center PON XXI di Hotel Santika . Termasuk jika ada tamu dalam program dialog di Studio One on One
Bisa dibayangkan betapa lelahnya. Tapi, Elisabet dan Vutry menikmati tugasnya. Meski ia mengaku kadang kakinya terasa ngilu. Pun keram kaki karena harus berdiri.
"Saya kerja dari jam 10.00 pagi hingga malam. Sekali tampil antara 30-40 menit. Ya, lumayan melelahkan, tapi saya nikmati saja," ujar Elisabet.
Elisabet mengaku bersyukur menjadi bagian dari tim Media Center PON XXI Wilayah Sumut. Setidaknya ia dapat merasakan aura event bersejarah di tanah kelahirannya. Tak kalah penting, bisa berbagi informasi dengan kaum tunarungu.
"Alhamdulliah, kehadiran saya di sini sangat berarti bagi kaum tunarungu. Mereka bisa merasakan dan mengetahui informasi tentang PON XXI Aceh-Sumut," ujarnya.
Elisabet dan Vutry. Ia doyan baca buku dan getol belajar. Pendidikan Luar Biasa. Vutry juga PNS di pemprovsu.
Wanita yang ramah ini sangat menyayangi kaum tunarungu. Orang yang mengalami gangguan pendengaran. Ia ingin mengangkat derajat mereka yang memiliki keterbatasan tersebut.
Vutry pun mencoba menyelami dan berinteraksi dengan mereka. Ia belajar bahasa isyarat secara otodidak , Langsung bersama anak-anak tunarungu di sekolah.
Penulis: Charles H / 88News