Foto : Mulia i Barus saat dalam pelayanan medis di rumah sakit. (Dok)
Kabanjahe | 88news.id : Bagi seorang ibu masa kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan. Tidak terkecuali bagi Muliani Barus yang merupakan seorang petani yang berasal dari Desa Panribuan, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun.
Muliani dalam Keterangannya yang dirilis BPJS Kesehatan, Kamis (30/10) menceritakan pengalamannya saat berjuang pada masa hamil anak ketiga sampai dengan proses persalinan.
Muliani mengungkapkan rasa puasnya terhadap pelayanan kesehatan yang ia dapatkan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Mulai dari masa pemeriksaan sampai persalinan fasilitas kesehatan memberikan pelayanan terbaik terhadap Muliani.
“Sangat beruntung, Program JKN dihadirkan negara untuk membantu meringankan biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Saya sudah terdaftar menjadi peserta JKN sejak tahun 2017. Kami didaftarkan oleh pemerintah di segmen kepersertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kelas III. Jadi iurannya dibantu pembayarannya oleh pemerintah,” ujar Muliani.
Wanita kelahiran tahun 1985 tersebut menuturkan bahwa selama masa kehamilannya setiap bulan ia rutin melakukan kontrol ke Puskesmas Saran Padang. Hal ini dilakukannya untuk mengecek kondisi kesehatannya, serta kondisi kesehatan calon bayinya.
“Alur pelayanan persalinan menggunakan JKN menurut saya sangat mudah. Kontrok kehamilan juga bisa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Seperti saya selalu kontrol di Puskesmas. Di Puskesmas fasilitasnya sudah lengkap. Misalnya alat ultrasonografi (USG) juga sudah ada. Pemeriksaannya dilakukan oleh dokter dan bidan,” kata Muliani.
Muliani dan suami sangat bersyukur karena melalui Program JKN, proses persalinannya berjalan lanca tanpa ada kendala. Termasuk kendala biaya karena semuanya sudah ditanggung dan dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.
“Saat usia kehamilan sudah memasuki 39 minggu tiba-tiba saya mengalami kontraksi hebat jadi saya memutuskan untuk pergi ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, pembukaan tidak kunjung bertambah. Mengingat usia saya juga sudah berisiko untuk melahirkan secara normal karen sudah memasuki kepala empat. Akhirnya saya dirujuk ke rumah sakit,” ujar Muliani.
Muliani menekankan bahwa alur pelayanan persalinan yang dilaluinya sangat mudah. Saat ditemukan terdapat komplikasi atau indikasi medis berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan di FKTP, dirinya bisa dirujuk langsung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan (FKRTL) untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan kebih lanjut.
“Semuanya biaya pun ditanggung asal sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku,” jelas Muliani.
Pada kesempatan ini, Muliani menyampaikan rasa terima kasih dan syukur atas hadirnya Program JKN di tengah-tengah kehidupannya. Karena dengan adanya Program JKN, ia merasa sangat terbantu dan sangat dimudahkan prosesnya, dari awal administrasi hingga pada saat mendapatkan penanganan medis tidak dipersulit. Hal ini membuat dirinya sangat bersyukur dan senang.
“Saya juga selalu melakukan pengecekan secara rutin untuk memastikan status kepesertaan saya aktif. Untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan. Sehingga saat diperlukan bisa langsung digunakan. Sudah banyak kami berobat menggunakan JKN, bukan haya pada saat melahirkan. Kalau dihitung untuk membayar sendiri mungkin tidak mampu,” lanjut Muliani.
Muliani mengatakan bahwa kali ini merupakan pengalaman keduanya bersalin dengan memanfaatkan layanan Program JKN. Hal ini membuat Muliani sadar betapa pentingnya menjadi bagian dari JKN. Mengingat biaya persalinan tidak murah. Apalagi kalau harus operasi caesar.
“Menjadi peserta JKN membuat saya semakin tenang dalam menghadapi persalinan. Program JKN selalu menjadi yang paling bisa diandalkan dalam keadaan genting, pengalaman ini membuat saya dan keluarga semakin yakin mengenai pentingnya perlindungan kesehatan sejak dini,” tutup Muliani. (Calvin)
