Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Kapolri Diminta Usut Oknum Pembeking Gas Oplosan Dekat Markas Polda Sumut

Sabtu, 09 Agustus 2025 | Agustus 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-10T00:37:03Z

Foto: Demonstran di depan pintu masuk Polda Sumut


Medan | 88News.id: Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo diminta mengusut tuntas oknum pembeking gas oplosan yang beroperasi dekat markas Polda Sumut.


Kali ini, desakan datang dari mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Antikorupsi Seluruh Aktivis.


Desakan ini juga mewakili keresahan masyarakat terhadap praktik pengoplosan gas elpiji bersubsidi yang diduga melibatkan oknum aparat.


Dengan membentangkan spanduk dan membawa bendera Jolly Roger, simbol bajak laut dalam serial One Piece, mahasiswa menyindir keras aparat yang diduga membekingi mafia gas.


Ini simbol perlawanan terhadap pembajak negara,” teriak salah seorang massa sambil menenteng bendera simbol bajak laut.


Mereka menuntut Kapolri turun tangan menyikapi maraknya penyalahgunaan gas subsidi di wilayah hukum Polda Sumatera Utara, terutama di kawasan Selambo, yang ironisnya hanya sepelemparan batu dari Markas Polda.


Dalam unjuk rasa yang digelar di Mapolda Sumut, Jumat, (8/8/2025), massa menuding ada pembiaran sistematis terhadap praktik ilegal yang merugikan negara tersebut.


Kami meminta Bapak Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara tidak menutup mata terhadap praktik mafia gas elpiji di daerah ini. Ada indikasi kuat keterlibatan oknum aparat,” ujar Koordinator aksi, Taufik, dalam orasinya.


Menurut Taufik, aktivitas pengoplosan yang semula beroperasi di Jalan Selambo, kini diduga berpindah ke Jalan Kramat Kuda, Kecamatan Percut Sei Tuan.


Lokasi baru itu, kata dia, beroperasi relatif leluasa meski berada di bawah pengawasan hukum Polda Sumut.


Faktanya, truk-truk pengangkut gas 3 kilogram terlihat mondar-mandir di sana. Ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penindakan dari aparat,” jelas Taufik.


Ia juga menilai upaya penggerebekan yang dilakukan Ditreskrimsus Polda Sumut pada 6 Februari 2025 di Jalan Selambo terkesan formalitas belaka.


Ketika itu, petugas hanya mendapati lahan dengan tanaman jagung tanpa satu pun aktivitas mencurigakan. Mahasiswa menduga kuat, operasi itu bocor sebelum waktunya.


Penggerebekan itu hanya sandiwara. Mafia sudah lebih dulu tahu, lalu menghilang,” imbuh Taufik.


Penjaga gudang, Rony Sinaga, ketika dimintai keterangan kala itu, membantah adanya praktik pengoplosan.


Sudah dua tahun saya di sini. Tidak ada kegiatan ilegal,” ucapnya singkat.


Namun, mahasiswa tetap curiga. Mereka menyebut, beberapa hari sebelum penggerebekan, truk-truk pengangkut gas elpiji subsidi justru tampak lalu-lalang di lokasi.


Lebih jauh, Taufik menyayangkan sikap Polda Sumut yang dinilai setengah hati menindak mafia gas elpiji.


Ia pun meminta Mabes Polri mengambil alih penyelidikan dan mengevaluasi kinerja Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto.


Jika Kapolda tidak mampu mengusut tuntas praktik ini, sebaiknya Kapolri turun tangan langsung. Evaluasi kinerja anak buahnya yang membiarkan negara terus dirugikan,” tegasnya.


Sikap mahasiswa itu bukan kali pertama. Aksi serupa juga pernah dilakukan sebelumnya oleh aktivis antikorupsi dengan tuntutan serupa yakni usut tuntas mafia gas oplosan yang beroperasi tak jauh dari kantor polisi.


Sementara itu, dalam sebuah forum internal pada Rapim Polda Sumut awal tahun ini, Kapolda Whisnu sempat menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menindak segala bentuk penyelewengan gas bersubsidi.


Ia menyebut sudah menerima instruksi dari Mabes Polri untuk menggelar operasi pengawasan distribusi gas 3 kilogram.


Jika ada laporan masyarakat soal pengoplosan, pasti kami tindak,” ujar Whisnu kala itu.


Namun, janji tersebut kini dipertanyakan. Aksi mahasiswa hari ini menandai babak baru desakan publik agar penegakan hukum terhadap mafia gas tidak berhenti di atas kertas.


Kami tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan. Jika tidak digubris, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar,” pungkasnya.

(Arm)

×
Berita Terbaru Update