-->

Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Mie Ayam Flamboyan: 25 Tahun Menghidupi Mimpi Lewat Semangkuk Rasa

Sabtu, 21 Juni 2025 | Juni 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-21T06:30:15Z

Foto: Bu Santi sedang menyiapkan Mie Ayam pesanan pelanggan

Medan | 88News.id: Di Jalan Setia Luhur, Dwikora, berdiri sebuah warung mie ayam sederhana bernama Mie Ayam Flamboyan. Warung ini mungkin terlihat biasa, tapi siapa sangka, di balik kesederhanaannya tersimpan rasa legendaris yang sudah bertahan puluhan tahun. Warung ini kerap menjadi pilihan warga sekitar dan para pelanggan setia yang ingin menyantap mie ayam dengan cita rasa khas Medan yang menggugah selera. 


Mie Ayam Flamboyan dirintis oleh pasangan suami istri, Pak Nasrul (47) dan Bu Santi (44), sejak tahun 2000. Awalnya, mereka berjualan di depan Plaza Millenium, bermodalkan gerobak kecil dan semangat yang besar. Namun sejak tahun 2017, mereka memutuskan pindah ke lokasi yang sekarang di Jalan Setia Luhur karena pertimbangan kenyamanan dan jarak dari rumah yang lebih dekat. 


“Dulu kami buka di depan Plaza Millenium, tapi sejak 2017 pindah ke sini karena tempatnya lebih cocok untuk usaha jangka panjang,” ujar Bu Santi mengenang. 


Setiap hari, pasangan ini pergi ke pasar sejak pagi untuk membeli bahan-bahan segar. Mulai dari mengolah bumbu semur ayam, sampai menggoreng pangsit, semuanya dikerjakan mereka tanpa bantuan karyawan. Konsistensi dalam menjaga kualitas rasa menjadi kunci utama mengapa pelanggan tetap berdatangan, meskipun warung tidak selalu dalam kondisi ramai. Saat ramai, mereka bisa menghabiskan hingga 100 porsi mie ayam per hari, sedangkan saat sepi, biasanya hanya sekitar 50 porsi. 


Tak hanya melayani pelanggan di tempat, Mie Ayam Flamboyan juga menerima pesanan untuk catering acara seperti arisan, ulang tahun, bahkan pernikahan. Layanan ini mulai dikenal pelanggan karena kualitas rasa yang tetap terjaga dalam jumlah besar. 


Pendapatan mereka pun beragam, tergantung jumlah pengunjung. Jika sedang ramai, mereka bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp. 1,5 juta per hari. Namun di hari-hari biasa yang lebih sepi, penghasilan mereka berkisar di angka Rp. 700 ribu. Meski begitu, mereka tetap bersyukur dan konsisten menjalankan usaha ini sebagai sumber penghidupan utama. 


Dari warung kecil inilah, Pak Nasrul dan Bu Santi membiayai pendidikan ketiga anak mereka. Anak sulung, Nasya, kini sedang kuliah semester enam di salah satu kampus negeri di Medan. Anak kedua, Gita, duduk di kelas dua SMK, sementara si bungsu, Aufa, masih berada di kelas enam SD. 


“Hasil mie ayam ini cukup untuk hidup dan nyekolahin anak-anak. Alhamdulillah, walau capek, kami tetap semangat karena ini buat masa depan mereka,” ujar Bu Santi sambil tersenyum.


Warung biasanya buka mulai pukul tiga sore. Namun pada hari libur atau akhir pekan, mereka bisa saja buka lebih awal karena pembeli cenderung lebih ramai. Meski begitu, Pak Nasrul mengakui bahwa situasi memang tidak selalu stabil. 


Keistimewaan Mie Ayam Flamboyan terletak pada semur ayam kental, mie yang kenyal, serta topping ayamnya yang melimpah dan juga pangsit goreng renyah. Kuah kaldunya diracik dengan bumbu khas yang menjadikannya terasa berbeda dari mie ayam lain. Banyak pelanggan yang datang kembali karena kombinasi rasa ini dianggap mereka cukup sulit untuk dilupakan. 


Harga menu di warung ini juga sangat bersahabat. Seporsi mie ayam dengan tambahan telur saja atau bakso saja dijual seharga Rp 15.000 ribu. Sementara untuk varian komplit, yaitu dengan telur dan bakso sekaligus, harganya hanya Rp17.000. Setiap porsi sudah lengkap dengan topping ayam, sawi, kerupuk pangsit, dan kuah yang menggugah selera. 


Salah satu pelanggan setia, Bu Siska, mengatakan bahwa ia dan keluarganya sudah bertahun-tahun makan di sana. Ia juga menyukai suasana warung yang sederhana namun bersih, dan pelayanan dari Pak Nasrul dan Bu Santi yang ramah dan hangat. 


“Rasanya nggak pernah berubah, tetap enak dari dulu., keluarga saya juga suka banget. Sampai saya rekomendasiin mie ayam disini ke teman-teman, dan mereka akhirnya jadi langganan disini juga” katanya. 


Di tengah persaingan kuliner yang semakin ketat, Mie Ayam Flamboyan tetap bertahan dan punya tempat tersendiri di hati pelanggannya. Lebih dari sekadar makanan, mie ayam ini menyajikan kisah hidup, perjuangan, dan kasih sayang dalam setiap mangkuknya. Jika kamu sedang berada di Medan, jangan lewatkan mampir ke Jalan Setia Luhur, Dwikora, dan rasakan sendiri kehangatan serta kelezatan mie ayam yang tak lekang oleh waktu.

Penulis: Siti Anasya - Mahasiswa 

×
Berita Terbaru Update