Aceh Tamiang | 88News.id: Tangis haru pecah di Kampung Sulum, Desa Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Di tengah lumpur, puing-puing, dan keterbatasan pascabencana alam, secercah harapan akhirnya tiba bersama rombongan relawan Aliansi Kolaborasi Kemanusiaan. Isak warga bercampur syukur menjadi saksi bahwa mereka tidak sendiri menghadapi duka yang berkepanjangan, Selasa (24/12/2025).
Bantuan kemanusiaan ini merupakan hasil donasi yang dihimpun selama beberapa hari oleh gabungan organisasi mahasiswa, yayasan sosial, tokoh masyarakat, serta kantor hukum. Bantuan tersebut tidak sekadar berupa logistik, tetapi juga simbol kepedulian dan empati sesama anak bangsa terhadap penderitaan saudara-saudara mereka di pelosok Aceh Tamiang.
Perjalanan menuju lokasi bukanlah perkara mudah. Rombongan relawan bertolak dari Kota Medan pada pukul 01.00 WIB dini hari, menempuh perjalanan darat sekitar lima jam, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan perahu selama kurang lebih 30 menit. Medan yang berat, akses terbatas, serta risiko perjalanan tidak menyurutkan langkah mereka. Dalam sunyi dan gelap malam, satu tekad menyala: memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan warga terdampak.
Setibanya di lokasi, para relawan disambut dengan pelukan, linangan air mata, serta wajah-wajah lelah warga yang telah lama bertahan dalam keterbatasan. Bantuan yang disalurkan meliputi beras, mi instan, minyak goreng, pakaian layak pakai, genset, serta kebutuhan pokok lainnya—barang-barang sederhana, namun sangat berarti bagi mereka yang kehilangan hampir segalanya.
Ketua Yayasan Qauli Al Mu’Min, Muhammad Ikhsan, S.Kom, menjelaskan bahwa bantuan tersebut lahir dari kepedulian kolektif yang dihimpun dengan penuh keikhlasan.
“Penyaluran bantuan ini kami persiapkan selama beberapa hari. Kami berangkat dari Medan dini hari, menempuh perjalanan panjang hingga harus menggunakan perahu untuk mencapai desa ini. Semua dilakukan semata-mata karena rasa kemanusiaan dan panggilan nurani,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Ketua Koordinator Penyaluran Donasi Bencana Alam Aceh Tamiang, Ilham Hazfi Batubara, S.Psi, menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh relawan yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi perjuangan kawan-kawan relawan, khususnya perwakilan dari Yayasan Qauli Al Mu’Min, Bang Muhammad Ikhsan, yang dengan penuh keikhlasan menempuh jalur darat menggunakan dua mobil dengan medan yang tidak mudah. Semoga seluruh tim diberikan kesehatan, keselamatan, dan kembali ke Medan dengan selamat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ilham Hazfi Batubara juga mengutip perkataan tokoh perempuan dunia, mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto, yang menggambarkan semangat para relawan:
“Saat yang paling indah dari sebuah kapal adalah ketika ditambatkan di dermaga, cantik sekali bermandikan cahaya. Tapi kapal tidak pernah dibuat untuk ditambatkan di dermaga. Kapal dibuat untuk menghajar gelombang dan membelah lautan.”
Ilham Hazfi Batubara, S.Psi – Ketua Koordinator Penyaluran Donasi
Syarif Hidayatullah (Boy F.K) – Ketua Yayasan Berkah Amal Saifullah
Habib Aulia – Ketua DPW IMORI Sumut
Riswanuddin Pasaribu, S.Pd – Ketua DEMA STAI Al-Hikmah Medan
Ustadz Mhd Azmi Fadli
Samsuddin Harahap, S.Kep – Ketua Umum Pemuda Tabagsel
Muhammad Ikhsan, S.Kom – Ketua Yayasan Qauli Al Mu’Min
Tarmizi Harahap – Kabid SDA IKAYAMIN
Kantor Hukum Muhardi Nasution, SH & Rekan
Kantor Pengacara 3M (Michael Mandate Morality & Rekan)
Serta dukungan dari Ruang Baca Bambu dan Baper Madesu.
Aksi kemanusiaan ini menjadi bukti bahwa solidaritas dan kepedulian sosial masih hidup dan berdenyut di tengah masyarakat. Di saat sebagian saudara kita kehilangan tempat tinggal, kenyamanan, bahkan harapan, uluran tangan para relawan menjelma cahaya di tengah gelap.
Di Aceh Tamiang, malam itu bukan hanya tentang bantuan logistik. Ia adalah tentang harapan yang kembali menyala, air mata yang jatuh dalam pelukan, dan keyakinan bahwa di balik bencana, masih ada cinta dan kemanusiaan yang setia menyertai.
(Arif)
